RESENSI BUKU ELEKTRONIKA DIGITAL

ELEKTRONIKA DIGITAL 


IDENTITAS BUKU

Judul Buku                           :  Elektronika Digital
Pengarang Buku                  :  Ir. Samuel H. Tirtamihardja, M.Sc
Penerbit Buku                      :  ANDI Yogyakarta
Kota Terbit                           :   Yogyakarta
Tahun Terbit                         :  1996
Tebal Buku                           :  306 Halaman, 23 cm
Edisi                                     :  1 ( pertama )




IKHTISAR BUKU 

Buku Elektronika Digital karya Ir. Samuel H. Tirtamihardja, M.Sc ini berisi tentang pembelajaran yang sangat berguna bagi para mahasiswa jurusan Elektro Fakultas Teknologi Industri di Indonesia. Didalam buku tersebut berisi mengenai jenis logika, rangkaian MOS dan CMOS, aplikasi elektronika digital, jenis memori, hubungan rangkaian analalog ke digital dan sebaliknya, dan pengembangan dari IC SSI. Pada Bab-bab tertentu yang dibahas di dalam buku tersebut terdapat rumus rumus, pratek perencanaan beserta jawaban, dan kesimpulan yang memungkinkan bisa memperjelas maksud materi yang disuguhkan.



KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU


KELEBIHAN

Buku ini sangat detail sekali isi materi yang disuguhkan mengenai SISTEM LOGIKA,  sehingga pembaca dapat mengetahui sedetail mungkin untuk menangkap materi yang ada dalam buku ini, serta pada setiap materi dan hal yang dijelaskan disertai dengan gambar dan beserta diagramnya. Penulis juga memberikan sebuah perencanaan beserta jawabanya sehingga dapat memperjelas materi didalam buku serta penulis juga memberikan hasil pembuktian dengan rumus - rumus yang sesuai agar pembaca semakin diyakinkan pada materi tersebut.


KEKURANGAN

Buku ini merupakan buku yang menyuguhkan materi secara detail, namun buku ini tergolong buku terbitan lama sehingga cukup sulit untuk ditemukan di pasaran, Isi dalam buku ini total ada delapan Bab namun ini terbagi menjadi edisi, pada edisi yang pertama ini hanya memuat Bab I, Bab II, Bab III, serta Bab V sehingga sulit pembaca untuk melanjutkan ke Bab selanjutnya karean harus mencari edisi selanjutnya. Karena tergolong terbitan lama gambar yang di sajikan pada buku ini pun masih hitam putih sehingga terkesan kuno, namun secara keseluruhan buku ini cukup membantu dan diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai sistem logika kepada pembaca.



RESENSI BUKU


BAB I   JENIS - JENIS LOGIKA

Dalam sistem dinamik atau logika pulsa sebuah bit dibedakan dengan kondisi 1 berarti hadirnya pulsa positif, suatu pulsa negatif berarti 1 pada sistem logika negatif dinamik. Pada kedua sistem tersebut ini 0 berarti tidak pulsa yang terjadi pada sistem. Gerbang Resistor Transistor Logic (RTL) adalah suatu gerbang RTL terdiri dari N transistor yang emitternya dihubungkan ke ground dan collectornya terhubung melalui tahanan yang sama ke catu daya.Tegangan input Vi (i = 1,2,N) mengambarkan level logika yang diberikan pada base melalui tahanan Rb, bila kita mengambil logika positif  gerbang memperlihatkan logika NOR. DIRECT COUPLED TRANSISITOR LOGIC (DCTL) dengan menghilangkan Rb maka terjadi DCTL yang juga merupakan logika NOR DCTL, bila Vi naik dari 0,65 V menuju 0,75 V, T1 mulai pindah dari cut off ke saturasi. Vi dipertahankan pada 0,75 V dan karakteristik berakhir pada tegangan Vo 0,1 - 0,2 V. FAN-OUT  adalah jumlah gerbang yang dapat digerakkan oleh sebuah gate, bila  gerbang berada pada logika 1 maka gerbang transistor - transistor yang sedang digerakan dilengkapi arus yang cukup untuk membuat mereka saturasi.




BAB II   DIODE TRANSISTOR LOGIC

Diode Transistor Logic (DTL) memiliki keuntungan yakni fan-out lebih besar dan noise margin yang lebih naik, sedangkan kelemahannya kecepatannya lebih lambat. Pada DTL terdapat tiga buah masukan masing - masing DA, DB, DC. CURRENT SINKING adalah proses pengembalian arus ke ground, karena ground juga bagian negatif dari catu daya. HIGH TRESHOLD LOGIC (HTL) untuk bekerja pada lingkungan demikian tersedia logika DTL dengan treshold yang kekebalan noise Δ0 dan Δ1 cukup tinggi dibandingkan dengan treshold dari rangkaian DTL biasa, pada HTL tegangan catu daya dinaikan dari 5 V ke 15 V oleh karena itu dioda D2 yang terdapat pada DTL harus menggunakan tegangan yang lebih tinggi maka pada HTL diganti dengan diode zener, begitupun nilai tahanan HTL juga lebih besar dari gerbang konvensional yang berpengaruh pada kecepatan HTL. PROPAGATION DELAY TIME adalah tpd(LH) = 200 nd,tpd(HL) = 100 nd, yang mendekati 3 kali delay time dari DTL.




BAB III   TRANSISTOR TRANSISTOR LOGIC


Kegunaan DTL terbatas di dalam kecepatan operasinya sedangkan didalam rangkaian elektronika memerlukan kecepatan operasi yang lebih tinggi oleh karena itu transistor - transistor logic dibuat untuk menggantikan DTL. Karakteristis rangkaian TTL disebut totem pole karena T4 seolah - olah duduk diatas T3, dan keluarannya disebut active pull up karena rangkaian aktif T4 menarik (pull) 
keluaran menuju Vcc. Sebuah rangkaian TTL dengan tiga buah masukan merupakan GERBANG NAND. OUTPUT SHORT CIRCUIT CURRENT (ARUS HUBUNG SINGKAT KELUARAN) Ios adalah high yang dapat mengalir dari keluaran yang dihubungkan dengan ground  untuk mengetahui kemampuan alat pada keadaan high agar dapat mengisi kapasitansi external, tetapi tidak dapat mengukur kemampuan arus searahnya. CURRENT SPIKE bila keluaran dalam keadaan high, suatu arus konstan Icch keluar dari catu daya yang ditarik oleh IC sebesar Iccl,contoh : untuk 7400, maka Icch = 4 mA dan Iccl = 12 mA per IC. PROPAGATION DELAY TIME (WAKTU TUNDA PROPAGASI) adalah interval waktu yang dibutuhkan keluaran suatu alat digital untuk mengadakan tanggapan terhadap masukkanya, diukur terhadap suatu level referensi, Propagation Delay Time tergantung pada 3 parameter, yakni : Pembebanan kapasitif, tegangan catu daya, temperatur. NOISE IMMUNITY (KEKEBALAN DESAU) adalah suatu ukuran kemampuan dari rangakaian digital untuk mencegah tegangan noise mengubah suatu tegangan level logika. PEMBEBANAN KAPASITIP dapat terjadi karena suatu gerbang logikan lain, oscilloscope atau pengawatan, kalau impedansi beban yang dihubungkan dengan keluaran dari gerbang mempunyai komponen kapasitif, maka pada waktu switching keluaran dapat bertambah, andaikan keluaran pada gerbang NAND adalah pada keluaran ditambah beban kapasitip luar CL. Pada saat ini T3 merupakan rangkaian hubung singkat ke ground, maka kapasitor akan discharge, sehingga Vo = 0 V dan bila V in menuju low, maka setelah suatu waktu delay Tplh, Vo menjadi high bila CL = 0 tegangan keluaran akan naik secara eksponensial karena konstanta waktu RL CL, dimana RL adalah tahanan keluaran total dari gerbang total dalam keadaan high dan tahanan beban. PEMBEBANAN RESISTIF maka pada keadaan high Ioh(max) mengalir melaui R4, T4 dan ke beban RL, bila beban resistifnya kecil, maka ia akan mengambil lebih banyak arus dari yang tersedia sebagai akibatnya tegangan keluaran akan berkurang dan menyebabkan logika error pada keluaran. OPEN COLLECTOR DEVICE Kadang kadang kita akan menghubungkan keluaran dari beberapa alat seperti gerbang logika agar dapat : menambah fan-in, untuk memperlihatkan fungsi logika yang diinginkan, untuk menghubungkan beberapa alat ke suatu common line yang disebut bus. THREE STATE DEVICE adalah suatu alat khusus yang mempunyai 3 keadaan, yakni impedansi rendah normal LOW, impedansi rendah normal HIGH dan impedansi tinggi, rangkaian keluarannya dirancang khusus untuk menggerakkan beban kapasitif.




BAB V   MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER


Proses multiplexing adalah suatu proses penyaluran informasi dari salah satu masukkan yang terdiri dari banyak masukkan ke sebuah saluran keluaran. Rangkaian dasar dari sebuah multiplexer adalah pada satu saat hanya sebuah switch yang akan tertutup dan akan menghubungkan masukkan yang bersangkutan dengan keluaran. Dalam aplikasinya ada rangkaian yanag mempunyai beberapa masukkan dan hanya sebuah masukkan yang dapat terhubung, seperti accumulator pada komputer, dan untuk keperluan tersebut dipilihlah multiplexer. FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (FDM) pada cara ini signal dimodulasi sehingga mencapai band tertentu kemudian di transmisikan. TIME DIVISION MULTIPLEXING pada cara ini setiap signal mendapat suatu time slot tertentu pada saluran transmisi. Rangkaian ini sering diperginakan. Beberapa jenis rangkaian multiplexer :


     - MULTIPLEXER 4 LINE KE 1 LINE 74135
     - MULTIPLEXER 74157
     - MULTIPLEXER YANG LEBIH BESAR (yang dapat menampung 8 atau 16 masukan             adalah 74150,74151,dan 74152)


Demultiplexer merupakan kabalikan cara kerja dari multiplexer, yakni mengambil sebuah masukkan dan akan menghubungkan dengan salah satu line keluaran. Suatu demultiolexer akan menghubungkan suatu masukkan dengan keluaran yang terpilih, untuk demultiplexer IC keluaran yang tidak terpilih selalu dianggap berada pada level high. Demultiplexer 74155 adalah suatu dual 1 line to 4 line, untuk setiap bagian maka masukkan data (1C atau 2C) terhubung dengan salah satu keluaran (Y0,Y1,Y2,Y3) sesuai dengan penetapan oleh kedua line select. Demultiplexer 74154 adalah suatu 1 line ke 16 line dengan DIP 24 pin, keempat buah masukkan select akan memilih salah satu sebuah keluaran dimana keluaran yang terpilih ini akan menuju low hanya bila masukkan G1 dan G2 keduanya low, sehingga salah sebuah masukkan G dapat bertindak sebagai STROBE, sedang yang lainya sebagai masukkan. DECODER adalah rangkaian logika yang mengubah masukkan kode biner N-bit ke M sehingga keluaran hanya satu yang akan diaktifkan dari beberapa kemungkinan kombinasi masukkan. ENCODER  akan menerima kode masukkan N-bit dan menghasilkan keadaan high atau low hanya pada satu saluran keluaran.



(Koleksi buku Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta.

 http://perpustakaan.uny.ac.id/ )     


























Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL RUNNING TEXT

MENGENAL 7 SEGMENT